Sunday, October 09, 2005

She gives the name

Aku takkan pernah tau apa yang ada pada ahatiku yang membuat segalanya berputar cepat dalam arah dan derajat yang mungkin tak pernah sama tiap jam…temanku sering kali berkata jangan pernah aku bermain-main dengan hati…
Diantara kejenuhan hidup yang tidak pernah tau dari mana asal muasalnya aku merenungi segala sesuatu yang telah terjadi…warna warna yang berbaur satu dalam kanvas itu…wajah-wajah-wajah yang pergi dan berlalu bahkan yang masih ada di setiap pandanganku…
Lagu inilah yang akan selalu kudengar saat mengenangmu…aku tak mau sesuatu merenggut engkau…karena di dekat engkau aku tenang…misteri hidup akan kah menghilang dan bahagia di akhir cerita…orang yang hingga detik ini yang tak pernah aku tau
Teman ku pernah berkata janganlah sering mengeluh karena itu tandanya kita tak bersyukur…sungguh tuhanku…bukannya aku tak bersyukur…ampunilah dosa-dosa dan ketidaktaudirianku yang bisa tiap kali membuat hatiku runtuh dan tercampak tanpa ada yang mau turut serta meraihnya lagi…tapi terkadang aku hanya lelah dan membayangkan bilakah ada kedamaian yang barang sejenak aku temui
Di mata seorang ciptaanmu
Di lengan seorang ciptaanmu
Dalam henyak dan damai yang kau beri dari surga melalui seseorang…buatlah aku berhenti dari keluh-mengeluh dan kuatkanlah aku hingga pada saatnya nanti kami saling menemukan…dan ku dapat sejenak damai di sana…sampai aku dapatkan keabadian bagaimanapun bentuknya itu…surga atau neraka sekalipun…
--------------------------------------------
saat dan bagian lain di dunia…..
Ayu membiarkan anganya terbang melesat menuju langit kota amsterdam…kota di bawah nol meter permukaan laut…sungguh ia merasa terkadang selalu akan ada ruang yang dirasa kurang dalam daratan yang telah tercipta…saat itu ia baru berumur 15 tahun…
Ayu membiarkan apa yang telah berada dalam fikirannya sebagai kenangan seorang bocah kecil di suatu sudut dunia terselip di antara awan dan langit yang ia lalui selama perjalanan…selamat tinggal…untuk sementara waktu inilah panggungku…
Ayu membiarkan semua orang yang ia kenal pertama kali memanggilnya dengan dialek dan bahasa yang aneh…ia membiarkan sisi manusiawinya untuk tergelak…tertawa…terbahak…bahkan terkadang merasa kedinginan saat salju turun menyelimuti kota di bawah laut…
Ayu membiarkan tubuhnya terlepas…terbebas…tak terkukung dari gerak-gerak tradisi yang mengikatnya…mengubah semua dengan sesuatu yang dalam zamannya…dalam gerak seperti kanan-kirinya bergerak…
Ayu membiarkan segalanya berubah sedikit demi sedikit perlahan tapi pasti menuju suatu arah yang ia kehendakidan dia ingini…
Ayu merasakan jiwanya bebas…harum bunga tulip warna-warni yang ia ciumi dan lihat…keju parmesan yang begitu saja dicampurkan dalam tiga kali sehari makanan yang ia telan…dan roti-roti yang mirip pentungan bedug…kehidupan yang teratur dan rasanya menjadi minoritas…
Ayu adalah seorang penari…maka apa yang ia dapat lakukan selain bergerak sesuai irama dan set panggungnya?
Ibunya adalah seorang penari…perempuan desa berwajah cantik yang jatuh cinta dan dijatuhi cinta oleh seorang bangsawan jawa…menunggu bertahun-tahun dalam surga pelarian hingga saat ia harus jalani kodratnya sebagai seorang anak…
Maka ia lebih memilih berlari dan membiarkan sesak-sesak itu berhamburan di perjalanan…agar ia makin ringan dan dapat melayang…melesat begitu saja

Dan akhirnya ia sudah biasa menyapa kesunyiannya sendiri bahkan memberinya nama
Ia seolah-olah sendirian….
Ia seolah-olah berlari sendiri…
Padahal ada bayangnya yang lebih besar darinya mengikuti dan mencoba melekatkan lagi jiwanya yang hilang…
Ayu tak tau satu hal
Bayangan itu merasa bersalah…
-----------------------------------------
saat dan bagian lain di dunia…..
musik itu nulai kudengar saat aku baru lahir…aku dilahirkan di panggung….saat bunga jepun ibuku masih tersemat rapi di rambutnya…canang yang ia bawa ia letakkan di sebelahku dan tidak sempat dipakai…
ibuku bilang dewa mengasihi dan maha pengasih…ia bilang menari itu adalah pekerjaan yang mulia…jadi aku Cuma tau menari dan menari
saat aku punya anak aku ingin mewarisi apa yang ibuku bilang…
tapi dia berbeda denganku
aku pun kiraya tak seperti ibuku dulu saat melahirkanku…
canang yang aku bawa terjatuh dan rusak…
dan yang aku rasakan adalah nyeri…
di hati yang tak tau sampai kapan harus aku pegang sendiri….
Aku tak sempat berkata apa-apa pada anakku…tapi aku tau dia udah mengerti banyak dan ia anak yang pintar…belajar menari tanpa ku suruh lagi…tanpa harus ku jelaskan siapa dewa itu maha apa dia…ia pergi ke pura dan mendoakanku supaya bicara…ia tak pernah menangis karena aku diam …tapi di matanya ada pancaran mata yang meneliti dan mencoba mengerti…
U’ll never know me
--------------------------------------------
saat dan bagian lain di dunia…..
ibu…
u’ll never know me
mungkin kau pikir aku pun tak pernah mengerti aku….kita adalah ibu dan anak …..tapi jalan kita terlalu panjang untuk mengerti…
di hari-hariku kau selalu melindungi ayah

No comments: